Senin, 01 September 2014

Degradasi Lahan Pertanian akibat erosi di Kecamatan Lembah Seulawah












Rusdi, 2013. Evaluation of Land Degradation by Erosion in Agricultural area at Lembah Seulawah Aceh Besar District. Thesis, Graduate Program of Syiah Kuala University, under supervision of  M. Rusli Alibasyah, and Abubakar Karim
 
ABSTRACT

Land has a large potential in supporting human life activities. It can be used as agricultural areas or settlements; however, by the time it changed functionally. This research was aimed at finding out levels of agricultural land degradation treatment caused by erosion on agricultural land and defining the proper conservation measupes for sustainable land utilization, and especially analyzing levels of land degradation caused by erosion in agricultural land on Lembah Seulawah, Aceh Besar District. Land mapping unit was developed based on land utilization map, soil type map, and topografy map with scale 1 : 60.000, then overlaid to find out Land Utilization Type (LUT), based on uniformity of land-forming variables. Results showed that there were 4 classifications of erosion hazard levels, i.e. light hazard erosion level (L) found in LUT 5,6,7 and 8, medium hazard erosion level (M) found in LUT 4, heavy hazard erosion level (H) found in LUT 2 and 3, and very heavy hazard erosion level (VH) found in LUT 1. Land use referrals in maintaining preservation actions are by applying vegetative and mechanical methods of conservation. Selection and management of planting pattern, cover crop planting, and uses of plant waste as mulch are recommended on the L and M levels. Development of tree crops (estate and industrial crops) and no agricultural uses are recommended on H and VH levels, respectively.

Keywords: Land degradation, erosion, erosion hazard, land, conservation.

 

Rusdi, 2013. Evaluasi Degradasi Lahan Akibatkan Erosi pada Areal Pertanian di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Tesis Magister, Program Pasca Sarjana Universitas Universitas Syiah Kuala, di bawah bimbingan M. Rusli Alibasyah, dan Abubakar Karim


ABSTRAK

Lahan memiliki potensi besar dalam menunjang aktivitas hidup manusia. Lahan tersebut bisa dijadikan sebagai areal pertanian maupun pemukiman penduduk, sering kali dalam perkembangannya terjadi perubahan fungsi-fungsi lahan dimaksud. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat degradasi lahan  pertanian diakibatkan erosi pada lahan pertanian dan menentukan arahan korservasi yang tepat sehingga pemanfaatan lahan dapat berkelanjutan. Dan bertujuan untuk menganalisis tingkat degradasi lahan pertanian yang disebabkan erosi pada lahan pertanian di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Satuan peta lahan ditetapkan berdasarkan peta penggunaan tanah, peta jenis tanah dan peta kelerengan dengan skala 1 : 60.000, kemudian dioverlay untuk mendapatkan peta Tipe Penggunaan Lahan (TPL) yang didasarkan pada keseragaman peubah pembentuk lahan. Hasil penelitian terdapat 4 klasifikasi tingkat bahaya erosi yaitu tingkat bahaya erosi ringan (R) masing-masing terdapat pada TPL 5, 6, 7 dan 8, erosi sedang (S) terdapat pada TPL 4, erosi berat (B) terdapat pada TPL 2 dan 3,  sedangkan klasifikasi tingkat bahaya erosi yang sangat berat (SB) terdapat pada TPL 1. Arahan penggunaan lahan yang sesuai dalam menjaga kelestariannya adalah menerapkan tindakan konservasi metode vegetatif dan metode mekanis.  Pada lahan dengan tingkat bahaya erosi ringan (R) dan sedang (S) pemilihan dan pengaturan pola tanam, penanaman penutup tanah, penggunaan sisa tanaman sebagai mulsa, pada lahan tingkat bahaya erosi berat (B) dengan cara mengembangkan usaha tani tanaman tahunan (tanaman perkebunan dan tanaman industri), sedangkan pada lahan dengan tingkat bahaya erosi sangat berat (SB) tidak digunakan untuk lahan pertanian.

Kata Kunci : Degradasi, erosi, tingkat bahaya erosi, lahan, konservasi

Rabu, 05 Oktober 2011

EM - 4


                                          BOKASHI

FERMENTASI BAHAN ORGANIK DENGAN TEKNOLOGI

EFFECTIVE MICROORGANISMS 4 (EM-4)

CARA PEMBUATAN DAN APLIKASI

 

KATA PENGANTAR


Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian khususnya tanaman pangan, perlulah kiranya diterapkan suatu teknologi yang murah, tepat guna dan mudah tersedia pada tingkat petani, khususnya dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya alam lingkungan pertanian sehingga memutus rantai sistem ekologi pertanian itu sendiri.
Penerapan teknologi Effective Mikroorganisms 4 (EM-4) merupakan suatu teknologi alternatif yang memberikan peluang seluas-luasnya untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman pertanian. Cara kerja (EM-4) di dalam tanah yang secara sinergis dapat menekan populasi hama dan penyakit tanaman, meningkatkan kesuburan tanah secara fisik, kimia dan biologis sehingga dapat meningkatkan kesehatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, mungkin masih banyak menjadi bahan pertanyaan dan menimbulkan hal-hal yang kontroversial. Hal itu disebabkan karena kita masih berpegang teguh pada konsep teori yang lama, baik dalam ilmu tanah, agronomi, hama dan penyakit serta fisiologi tanaman.
Brosur ini dibuat sebagai respon atas pertanyaan dan tanggapan kepada kami tentang tehnologi (EM-4) dan cara pembuatan serta penerapannya pada bidang  pertanian. Semoga bermanfaat.

I. PERKENALAN

TEKNOLOGI EFFECTIVE MIKRIORGANISMS 4 (EM-4)
         Teknologi EM-4 adalah teknologi budidaya pertanian untuk meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah dan tanaman dengan menggunakan mikroorganisme yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. EM-4 mengandung Lactobacillus, bakteri fotosintetik, Streptomyces, Actinomycetes, ragi/Yeast dan jamur pengurai selulose, untuk menfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanaman. Teknologi EM-4 ditemukan pertama kali oleh Prof. DR. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Jepang, dan telah diterapkan secara luas di Negara Jepang, Amerika, Brazil, Taiwan, Korea Selatan, Thailand, Philipina, Malaysia, Bhutan, Laos, Myanmar, Bangladesh, Srilangka, India, Pakistan, Selandia Baru dan Australia.

BOKASHI

             Bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang dll) dengan teknologi EM-4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat pula dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk.

MANFAAT BOKASHI

             Sangat berguna bagi petani sebagai sumber pupuk organik yang siap pakai dalam waktu singkat. Petani padi, palawija, sayuran bunga dan buah sangat banyak memerlukan pupuk organik, sehinga bokashi dapat merupakan kunci keberhasilan produksi pertanian dengan biaya murah.

BAHAN BOKASHI

             Bahan bokashi sangat banyak terdapat disekitar lahan pertanian, misalnya : jerami, pupuk kandang, rumput, pupuk hijau, sekam, serbuk gergaji, dll.
LANDASAN TEORI
            Setiap bahan organik yang akan terfermentasi oleh mikroorganisme fermentasi (EM-4) dalam kondisi semi anaerobik pada suhu 40-50 derajat celcius. Hasil fermentasi bahan organik berupa senyawa organik sangat mudah diserap oleh perakaran tanaman.
 II. CARA PEMBUATAN
1. Bokashi Jerami
Bahan :
1.    Jerami 250 kg. termasuk berbagai jenis rumput/pupuk hijau dipotong-potong sepanjang 5 – 10 cm *
2.    Dedak 50 kg..
3.    Sekam 200 kg..
4.     Gula pasir (atau gula merah yang dihancurkan) atau molase 400 ml (20 sendok makan).
5.    EM-4 500 ml (50 sendok makan)**
6.    Air secukupnya.
Langkah Kerja  Pembuatan :
1.    Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air.
2.    Jerami, sekam dan dedak dicanpur secar merata
3.   Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan,      mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan tangan, air, tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas, maka adonan akan megar.
4.    Adonan digundukkan di atas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam.
5.    Pertahankan suhu gundukkan adonan dibolak-balik, kemudian ditutup lagi dengan karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan Bokashi manjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam.
6.    Setelah 4-7 hari, Bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
* Lebih halus lebih baik/bagus
** Berlaku untuk berbagai macam bahan organik, biasanya
untuk membuat 1 ton Bokashi diperlukan 1 liter EM-4.
2. Bokashi Pupuk Kandang
Bahan :
1.    Pupuk Kandang 300 kg..
2.    Dedak 50 kg..
3.    Sekam 150 kg..
4.    Gula pasir (gula merah yang dihaluskan) ataau molase 200 ml (20 sendok makan).
5.    EM-4 500ml (50 sendok makan).
6.    Air secukupnya.
Langkah Kerja :
1.    Larutkan EM-4 dan Gula ke dalam air .
2.    Pupuk kandang, sekam damdedak dicampur secara merata.
3.  Siram EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas, maka adonan akan megar.
4.    Adonan digundukkan di atas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung gonii, selama 3-4 hari.
5.    Pertahankan suhu gundukkan adonan dibolak-balik, kemudian ditutup lagi dengan karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan Bokashi manjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam.
6.    Setelah 4-7 hari, Bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
3. Bokashi Pupuk Kandang – Arang
Bahan :
1.    Pupuk Kandang 200 kg.
2.    Dedak 30 kg.
3.    Arang sekam/Arang serbuk gergaji 100 kg..
4.    Gula (10 sendok makan).
5.    EM-4 300 ml (30 sendok makan).
6.    Air secukupnya.

Langkah Kerja :

1.    Larutkan EM –4 dan gula ke dalam air
2.    Pupuk kandang, dedak, arang sekam/arang serbuk gergaji dicampur secara merata.
3.  Siramkan larutan EM –4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepaldengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas, maka adonan akan megar.
4.   Adonan digundukkan di atas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni, selama 4-7 hari
5.  Pertahankan suhu gundukkan adonan 40-50o C. Jika suhu lebih dari 50o C bukalah karung penutup dan gundukkan dibolak-balik, kemudian ditutup lagi dengan karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekkan suhu dilakukan setiap 5 jam
6.   Setelah 4-7 hari, Bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
4. Bokashi Pupuk Kandang – Tanah
Bahan :
1.    Tanah (20 bagian).
2.    Pupuk kandang (10 bagian).
3.    Arang sekam/arang serbuk gergaji (10 bagian).
4.    Dedak (10 bagian).
5.    Gula pasir dan gula merah yang dihaluskan atau molase 200 ml (20sendok makan).
6.    EM-4 200 ml (20 sendok makan).
7.    Air secukupnya.
Langkah Kerja :
1.    Larutkan EM –4 dan gula ke dalam air.
2.    Tanah, pupuk kandang, arang sekam/arang serbuk gergaji dicampur secara merata..
3.    Siramkan larutan EM –4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas, maka adonan akan megar.
4.   Adonan digundukkan di atas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15 – 20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni, selama 4-7 hari.
5.  Pertahankan suhu gundukkan adonan dibalik-balik. Kemudian ditutup lagi dengan karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam.
6.   Setelah 4-7 hari, Bokashi  telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
* 1 (satu) bagian setara 1 (satu) ember volume 5 lt.
5. Bokashi Express (24 jam)
Bahan :
1.  Jerami kering/daun-daun kering/sekam/serbuk gergaji atau bahan apa saja yang dapat difermentasikan 200 kg..
2.   Bokashi yang sudah jadi 75 kg (30 %)
3.   Dedak 25 Kg.
4.    Gula pasir atau gula merah yang sudah dihaluskan atau molase 200 ml (20 sendok makan).
5.   EM-4 300 ml (30 sendok makan).
6.   Air secukupnya.
Langkah Kerja :
1.   Larutkan EM-4  dan gula ke dalam air.
2.   Jerami kering (atau apa saja yang dapat difermentasikan) dicampur dengan Bokashi yang sudah jadi (30% dari volume Bokashi yang akan dibuat) dan dedak padi secara merta.
3.  Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30  % bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan di lepas, maka adonan akan megar.
4.   Adonan digundukkan di atas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni selama 24 jam.
5.   Pertahankan suhu gundukkan adonan 40 – 50o C.  Jika suhu lebih dari 50o C, bukalah karung penutup dan gundukkan adonan dibolak-balik, kemudian ditutup lagi dengan karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekkan suhu dilakukan setiap 5 jam.
6.   Setelah 24 jam Bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
6. Bokashi Pakan Ternak dari Kotoran Ternak
Manfaat :  Untuk pakan ternak ayam, itik dan lembu. Dapat biaya pakan lebih dari 30 persen.
Syarat    :   Kotoran ayam/kambing/sapi dalam keadaan kering.
Formula A
Bahan  :
1.   Kotoran ayam (2 bagian).
2.   Kotoran kambing (1 bagian).
3.   EM-4 (10 ml).
4.   Dedak (secukupnya).
5.   Gula pasir atau gula merah dihaluskan 2 sendok makan atau molasses/tetes tebu (10 ml).
6.   Air 1 liter.
7.   Kadar air adonan : 30 %.
Catatan : setiap bagian berdasarkan (volume 5 lt dalam kondisi kering)
Cara pembuatan Formula A : Difermentasi selama 2-4 hari dalam keadaan anaerobik (tertutup/tanpa oksigen).
Formula B :
Bahan :
10 bagian Formula A ditambah dengan 5 bagian dedak/bekatul, konsentrat 2 bagian, tepung jagung 2 bagian.
Cara Pembuatan : Formula A dan B dicampur menjadi satu kemudian dapat langsung digunakan sebagai pakan ternak.
Cara penggunaan Bokashi pakan ternak dan Bokashi pakan ternak tambahan.
-      Untuk ayam petelur diberikan setelah ayam berumur 3 bulan.
-      Pemberian larutan EM-4 dapat dilakukan setiap hari pada air minum ternak dengan konsentrasi 1 ml per liter air minum ternak.
III. CARA PENGUNAAN
Cara  Pengunaan Umum  :
1.  3-4 genggam Bokashi (150-200 gr) setiap meter persegi disebar merata diatas permukaan tanah, pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih.
2.   Cangkul/bajak tanah untuk mencampurkan Bokashi ke dalam tanah. Pengunaan penutup tanah (mulsa) dari jerami atau rumput-rumputan kering sangat dianjurkan pada tanah tegalan. Pada tanah sawah pemberian Bokashi dilakukan sebelum pembajakan tanah.
3.   Siramkan/semprotkan 3 – 10 EM-4/liter air ke dalam tanah.
4.   Biarkan Bokashi selama semingu, kemudian bibit siap ditanam.
5.   Untuk tanaman buah-buahan, Bokashi disebar merata dipermukaan tanah/perakaran tanaman, dan siramkan 3 – 10 cc EM-4/liter air setiap 1 minggu sekali.
Cara Penggunaan Khusus :
1.  Bokashi jerami dan Bokashi Pupuk Kandang baik dipakai untuk melanjutkan fermentasi penutup tanah (mulsa) dan bahan organik lainnya di lahan pertanian juga banyak digunakan pada tanah sawah karena ketersedian bahan yang cukup.
2.  Bokashi Pupuk Kandang dan Bokashi Pupuk Kandang – Tanah baik dipakai untuk pembibitan dan menanam bibit yang masih kecil.
3. Bokashi Express baik digunakan sebagai penutup tanah (mulsa) pada tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan.
4.  Pembuatan Bokashi dapat disesuaikan dengan ketersedian bahan di masing-masing lahan pertanian.

CARA PEMBUATAN EM-5
(Pestisida Organik)
Bahan :
1.  EM-4                                     =  100 ml
2.  Molase/gula                            =  100 ml/1/2 ons
3.  Alkohol 40 %                         =  100 ml
4.  Cuka makan/cuka aren           =  100 ml
5.  Air cucianberas yang pertama  = 1000 ml
-      Jahe, lengkuas, kencur, kunyit, temu lawak, temu giring, dll               = 1 jari jempol  tangan
-      Sereh                                                                       = 2 batang
-      Bawang putih                                                           = 5-10 siung besar
-      Bawang merah                                                         = 3-5 siung besar
-      Daun mindi/nimba                                                   = 1-2 ons
-      Brotowali/antawali                                                   = 10 Cm
-      Dll.
Langkah Kerja:
Hancurkan semua bahan rempah-rempah dengan menggunakn alat penumbuk/ blender. Untuk membantu proses pnghancuran dengan blender, gunakan air cucian beras yang pertama. Setelah semua bahan rempah hancur, masukkan kedalam botol/jerigen (termasuk ampasnya). Masukkan pula bahan-bahan yang lainnya secara berurutan dimulai dari cuka makan/cuka aren, alkohol, molase/gula dan terakhir EM-4 lalu kocok secara merata. Simpan dalam suhu ruangan dalam kondisi botol/ jeregen tertutup. Kocok setiap pagi dan sore hari. Buka tutup botol untuk membebaskan gas yang terbentuk selama proses fermentasi berlangsung. Kurang lebih 15 hari, pengocokkan dihentikan atau setelah tidak ada gas yang terbentuk . Biarkan lagi selama 7 hari, baru bisa dipakai.
Dosis :
Campurkan EM-5 sebanyak 1-10 ml/liter air. Larutkan EM-5 sebaiknya disemprotkan pada sore hari menjelang matahari terbenam atau  malam hari.
Khasiat  :

Untuk menekan serangam hama penyakit

Skema Pembuatan 1 Ton Bokashi Secara Umum